Brem, Manis Dan Asamnya Warisan Kuliner Tradisional Indonesia
Brem adalah salah satu makanan khas tradisional Indonesia yang memiliki cita rasa unik, lezat, dan kaya sejarah panjang.
Terbuat dari fermentasi ketan atau beras, Brem tidak hanya menggiurkan sebagai kudapan, tetapi juga menyimpan nilai budaya yang penting di beberapa daerah. Artikel MAKAN-MAKAN ini akan mengajak pembaca mengenal brem dari segi asal-usul, proses pembuatan, variasi rasa, dan manfaatnya bagi kesehatan serta budaya.
Sejarah Dan Asal-Usul Brem
Brem berasal dari tradisi masyarakat di beberapa daerah Indonesia, khususnya Bali dan Jawa Timur. Di Bali, brem dikenal sebagai minuman fermentasi ketan yang sering digunakan dalam upacara adat dan perayaan keagamaan. Sedangkan di Jawa Timur, brem hadir dalam bentuk makanan manis yang nikmat disantap sebagai cemilan sehari-hari.
Budaya fermentasi yang digunakan dalam pembuatan brem telah diwariskan turun temurun selama ratusan tahun. Teknik fermentasi ini memberikan cita rasa khas perpaduan asam dan manis yang menarik, serta aroma yang menggugah selera. Brem menjadi simbol kekayaan kuliner dan keragaman warisan budaya Indonesia.
Seiring waktu, brem tidak hanya dinikmati dalam acara adat tapi juga telah dikenal luas oleh masyarakat umum hingga pasar internasional. Popularitas brem terus berkembang seiring beragam inovasi dalam pengolahannya, tanpa menghilangkan nilai tradisionalnya.
Proses Pembuatan Brem Tradisional
Brem dibuat melalui proses fermentasi beras ketan yang telah dikukus hingga matang. Beras kemudian dicampur dengan ragi khusus yang disebut tape, yang memicu fermentasi. Proses ini berlangsung selama beberapa hari hingga minggu tergantung pada resep dan cara tradisional masing-masing daerah.
Selama fermentasi, pati beras berubah menjadi alkohol dan gula yang memberikan rasa manis dan asam pada brem. Pada tahap akhir, bahan fermentasi ini dikeringkan untuk menghasilkan tekstur seperti kerupuk atau dijadikan minuman perasan. Perubahan ini membuat brem punya cita rasa dan tekstur yang khas dan berbeda dari makanan fermentasi lain.
Kesabaran dan ketelatenan menjadi kunci dalam proses pembuatan brem. Pengrajin tradisional menggunakan metode alami dan alat sederhana, tanpa bahan pengawet kimia. Hal ini menjadikan brem produk alami dengan cita rasa autentik yang sulit ditemukan pada produk modern.
Baca Juga: Bubur Merah Putih: Hidangan Tradisional Yang Kaya Makna Dan Rasa
Variasi Rasa Dan Penyajian Brem
Di Bali, brem biasanya disajikan dalam bentuk cair sebagai minuman fermentasi yang menyegarkan dan sedikit beralkohol. Minuman ini kerap dinikmati dalam pesta adat maupun sebagai pelengkap makanan tradisional. Rasanya yang khas membuat brem cair populer di kalangan wisatawan yang berkunjung ke Bali.
Sementara itu, di Jawa Timur, brem hadir sebagai makanan kering atau kerupuk kecil yang manis dan renyah. Kudapan ini sering dinikmati langsung sebagai teman teh atau kopi, memberikan sensasi perpaduan rasa unik di lidah. Brem kering juga mampu bertahan lama dan mudah dibawa sebagai oleh-oleh khas daerah.
Brem juga mulai dikreasikan dalam berbagai olahan modern, seperti campuran dalam kue atau bahan dasar minuman kekinian. Inovasi ini membantu melestarikan keberadaan brem sekaligus memancing minat generasi muda untuk mengenali dan mencintai warisan kuliner tradisional.
Manfaat Kesehatan Dan Nilai Budaya Brem
Selain kelezatannya, brem juga memiliki manfaat kesehatan dari hasil fermentasi, seperti membantu pencernaan dan meningkatkan kadar probiotik dalam tubuh. Kandungan nutrisi alami dalam brem dipercaya dapat menjaga stamina dan memberikan energi. Oleh karena itu, brem tak hanya sekadar makanan ringan tapi juga memiliki nilai fungsional.
Brem juga memiliki peranan penting dalam budaya dan ritual adat di Indonesia, terutama di Bali. Minuman ini tidak hanya digunakan sebagai sesaji tetapi juga simbol harapan dan keberkahan dalam berbagai upacara. Keberadaan brem menghubungkan tradisi kuliner dengan identitas budaya masyarakat setempat.
Dengan keunikan rasa dan nilai kulturalnya, brem pantas untuk terus dilestarikan dan dikembangkan. Mencicipi brem berarti menikmati cita rasa sejarah dan warisan leluhur yang kaya makna bagi Indonesia.
Luangkan waktu Anda untuk menjelajahi berbagai ulasan kuliner menarik lainnya, eksklusif hanya di MAKAN-MAKAN.
- Gambar Utama dari kompasiana.com
- Gambar Kedua dari suaraindonesia.co.id